Kisah Seorang Gadis Cantik Penyandang Tuna Rungu Berpendidikan Hingga S2

Keterbatasan tidak membuat Angkie Yudistia menyerah. Divonis tuna rungu semenjak kelas 2 SD, Angkie tetap bangkit. Ia berkali-kali dibully pada masa sekolah. Tak hanya di sekolah, Angkie bahkan berkali-kali ditolak kerja hanya karena alasan: Dia adalah wanita tuna rungu dan tidak dapat menjawab telepon!

⠀

Dilansir dari laman IDNTimes, perjuangan Angkie Yudistia untuk memperoleh pekerjaan sangat berat. Enggan membohongi perusahaan bahwa ia adalah seorang wanita tuna rungu, Angkie pun ditolak puluhan perusahaan.

Tak tanggung-tanggung perusahaan menolak Angkie hanya karena alasan Angkie tidak bisa menjawab telepon! Tapi Angkie tak menyerah. Ia beranggapan bahwa dari sekian ribu perusahaan, pasti ada satu perusahaan yang mengerti dengan kondisinya.

Dan perjuangan Angkie membuahkan hasil. Ia diterima di sebuah perusahaan multinasional.

Keterbatasan juga tidak membuat Angkie menyerah dalam bidang pendidikan. Angkie telah lulus pendidikan S2, bahkan saat S1 Angkie merupakan salah satu mahasiswa yang menyandang peringkat cumlaude.

Walaupun sempat disarankan dokter agar ia tidak kuliah karena takut stres di bully oleh teman-teman kuliahnya, dan berujung pendengarannya makin melemah, ia menolak saran tersebut dan mmbuktikan bahwa ia juga bisa berpendidikan tinggi seperti orang normal lainnya.

Angkie juga mampu menjadi finalis abang none 2008 mewakili Jawa Barat. Tak hanya itu ia juga berhasil terpilih The Most Fearless Female Cosmopolitan di tahun 2008, dan Miss Congenially dari Natur-e.

Dengan prestasi-prestasinya tak salah kalau Angkie ditunjuk sebagai duta Indonesia pada ajang Asia-Pacific Development Center of Disability. Ajang ini pada saat itu diadakan di Bangkok, Thailand.

Masa lalunya yang penuh diskriminasi dan pengucilan membuat Angkie membuat perusahaan sosial yang fokus membantu orang-orang yang memiliki kekurangan fisik seperti dirinya yang dinamakan Thisable Enterprise.

Angkie kini telah menerbitkan dua buku. Buku yang pertama dia beri judul Perempuan Tuna Rungu Menembus Batas. Sementara buku keduanya berjudul Setinggi Langit.