Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, Prasetyo Boeditjahjono, mengungkapkan pihaknya akan membuat jalur rel baru, bukan memanfaatkan rel lama peninggalan Belanda lantaran sudah terlalu padat dengan pemukiman penduduk. Di beberapa lokasi, rel besi dan bantalannya bahkan sudah tidak berbekas sama sekali.
⠀
"Yogyakarta-Magelang itu maunya reaktivasi, kalau reaktivasi itu adalah jalur eksisting. Tetapi pada praktiknya, setelah dicek sudah berubah fungsi, sudah jadi rumah segala macam, ada di dalam rumah (relnya), walaupun masih ada relnya, tapi terus karena sulit menyelesaikan, koordinasi dengan teman-teman Pemda juga tidak sanggup, akhirnya bangun baru," ungkapnya kepada detikFinance, ditemui di kantornya beberapa waktu lalu.
Stasiun kereta baru, jelas dia, akan berada tak jauh dari pintu masuk Candi Borobudur. Pembangunan jalur kereta ini memang ditujukan guna meningkatkan kunjungan wisatawan. Padahal saat zaman Kolonial Belanda, jalur kereta Magelang-Yogyakarta merupakan jalur lalu lintas penumpang yang padat.
⠀
"Iya jadi kalau misalnya pintu tol dibangun sedekat mungkin dengan Borobudur, stasiunnya juga dekat dengan pintu Borobudur. Karena tujuannya kan memang Borobudur, bukan Magelang, itu sudah berapa puluh tahun tidak diaktifkan," ujar Prasetyo.
Selain itu, sebagian jalur kereta api baru di ruas tersebut akan dibangun bersisian dengan Jalan Tol Yogyakarta-Solo yang dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Hal ini dilakukan agar pembebasan lahan bisa dilakukan sekaligus dengan jalan tol.
⠀
"Tidak akan memakai jalur rel lama, melainkan dibuat jalur rel baru untuk menghubungkan Yogyakarta-Magelang. Ikut jalan tol. Kalau jalan tol dia (PUPR) bebaskan (lahan), kita ikut menyelesaikan sebagian masalah kita," terang Prasetyo.
1 comment
belum pernah main ke borobudur
jurnal firman